Saturday, November 12, 2011

Pengaruh Iklim Terhadap Pembangunan Bendungan dan Irigasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Iklim di muka bumi dapat dikatakan hampir tidak terbatas jumlahnya. Untuk mengatasi iklim yang banyak jumlahnya tersebut, maka orang membuat penggolongan iklim ke dalam beberapa daerah iklim saja. Tujuannya adalah agar lebih sederhana, mudah mempelajari dan lebih bermanfaat.
            Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Namun realitanya, kondisi cuaca dan iklim di bumi saat ini telah mengalami perubahan yang signifikan  karena pengaruh dampak pemanasan global. Padahal dengan mengetahui kondisi cuaca dan iklim saat ini akan membantu mempermudah aktivitas manusia dan perencanaan evaluasi tata guna lahan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang iklim sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan bangunan hunian atau konstruksi bangunan fisik lainnya. Kaitannya dengan makalah yang kami susun, pemanfaatan data iklim dimanfaatkan untuk perencanaan pembangunan bendungan dan irigasi.


B.     Pembatasan Masalah
            Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penyusun dapat memberikan batasan-batasan pada:
1.      Deskripsi cuaca dan iklim.
2.      Pemanfaatan Pengetahuan data Iklim.
3.      Pemanfaatan Data IklimUntuk Pembangunan Bendungan Dan Irigasi.
4.      Manfaat Bendungan Dan Irigasi.



C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana deskripsi cuaca dan iklim?
2.      Apa manfaat dari pengetahuan data iklim?
3.      Apa manfaat data iklim dalam pembanguanan bendungan dan irigasi?
4.      Apa manfaat bendungan dan irigasi?

D.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui deskripsi dari cuaca dan iklim.
2.      Mengetahui manfaat pengetahuan data iklim.
3.      Mengetahui manfaat data iklim dalam pembangunan bendungan dan irigasi.
4.      Mengetahui manfaat bendungan dan irigasi dalam kehidupan sehari-hari.
E.     Manfaat Penulisan
            Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak khususnya bagi mahasiswa jurusan geografi agar lebih memahami Mata Kuliah Meteorologi dan Klimatologi dalam materi pemanfaatan data iklim untuk perencanaan pembangunan bendungan dan irigasi. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dari praktikum Meteorologi dan Klimatologi.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Cuaca dn Iklim
.           1. Pengertian Cuaca
            Cuaca adalah nilai rata-rata keadaan dan kejadian alam didalam udara (lapisan atmosfer bagian bawah) dalam waktu sesaat dan tempat yang relatif sempit.
Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun perubahan orbit bumi juga mempengaruhi jumlah dan distribusi energi matahari yang diterima oleh bumi dan mempengaruhi iklim jangka panjang.
Cuaca dan iklim memiliki unsur-unsur yang sama, antara lain, suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, dan awan.
1.      Suhu Udara (Temeperatur Udara)
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur.
2.      Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan oleh beratnya lapisan udara. Tekanan udara di suatu daerah dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perubahan. Satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb). Ahli meteorologi mengukur tekanan udara dengan menggunakan barometer.

3.      Kelembaban Udara
Kelembapan udara adalah banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam udara. Alat yang digunakan untuk menghitung kelembapan udara adalah hygrometer
4.      Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum. Sesuai dengan hukum Buys Ballot, “Angin bergerak dari daerah maksimum ke daerah minimum dan di belahan bumi utara berbelok ke kanan, serta di belahan bumi selatan berbelok ke kiri”. Apabila gerakan angin itu terjadi secara vertikal disebut current, sedangkan gerakan angin yang tidak teratur disebut turbulensi. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin dinamakan anemometer, satuan yang digunakan adalah knot per jam.
5.      Awan
 Awan adalah kumpulan tetesan air di udara. Awan terjadi karena adanya pengembunan (kondensasi) uap air di udara yang melampaui titik jenuh.
6.      Panas Matahari
Panas matahari menyebabkan air di permukaan bumi menguap. Air di permukaan bumi yang terdapat di laut, danau, rawa, sungai, salju, kolam, tambak, sawah, dan tanah yang basah mengalami penguapan menyebabkan udara menjadi lembap. Apabila penguapan ini terjadi terus-menerus, uap air akan berubah menjadi awan. Pembentukan awan yang terjadi terus-menerus menyebabkan awan menjadi semakin tebal, lalu berubah menjadi butir-butir air dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.



            2. Pengertian Iklim
            Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai.Perlu Anda ketahui bahwa ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi.
          Berdasarkan  letak garis lintang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe iklim yaitu:
a.      Klasifikasi Menurut Koopen
Sistem klasifikasi Koppen ini didasarkan pada temperatur udara dan curah hujan.Koppen membagi iklim di u menjadi 5 tipe iklim utama dan diberi lambang huruf kapital seperti berikut:
1.      Iklim A (iklim hujan tropis)
·         Cirinya: suhu bulan terdingin > 18derajat celcius

2.      Iklim B (Iklim kering)
·         Cirimya : jumlah penguapan lebih besar dari pada curah hujan
3.      Iklim C ( Iklim Sedang)
·         Cirinya : Suhu bulan terdingin < 18 derajat celcius tetapi > -3 derajat celcius.
4.      Iklim D (Iklim Boreal atau Hutan salju)
·          Cirinya : suhu bulan terdingin <-3 derajat celcius dan suhu terpanas > 10 derajat celcius.
5.      Iklim E ( Iklim kutub)
·          Cirinya : suhu bulan terpanas <10 derajat celcius.
Pembagian iklim dan ciri-cirinya selengkapanya dikemukakan sebagai berikut:
a)      Iklim A ( Iklim hujan tropis)
1.       Tropika Basah (AF)
       Cirinya ;
1.      Mempunyai temperatur yang seragam tinggi
2.      Curah hujan tingga dan merata sepanjang tahun.
3.      Curah hujan bulan terkering >60 mm.
4.      Vegetasi asli yang ada adalah hutan hujan tropika / selva yaitu suatu tumbuhan yang lebat dan tumbuh subur

2.       Tropika Basah (AM)
 Cirinya ;
1. Tipe ini agak setengah setengah tipenya yaitu antara iklim AF dan AW mempunyai curah hujan yang tinggi dan lebat seperti pada AF, tetapi bersifat musiman seperti pada AW.
   2. Curah hujan bulan terkering <60 mm.
   3. Vegetasi yang asli adalahhutan hujan musiman , meskipun  tidak selebat hujan hutan tropika, Hutan ini tetap selalu hijau
3.   Tropika Basah Kering (aw)
       Cirinya ;
1.      Curah hujan tidak merata dan teratur sepanjang tahun
2.      Jumlah curah hujan bulan basah tidak dapat mengimbangi bulan kering
3.      Vegetasi asli pada rumput dan pohon pohon yang  jarang
  


b.      Klasifikasi Menurut Mohr
Sistem Koppen menurut Mohr kurang berlaku bagi  Indonesia. Terutama mengenai hujan maka Mohr mengemukakan batasan batasan baru untuk menunjukkan adanya kekuatan periode kering terhadap tanah dari gambaran curah hujan. Oleh Mohr dibedakan tiga derajat kebasahan suatu bulan ;
1.      Bulan Basah :adalah suatu bulan yang curah hujannya >100 mm .Curah hujan lebih besar daripada penguapan.
2.      Bulan kering : adalah suatu bulan dimana curah hujan <60 mm. Curah hujan lebih kecil daripada penguapan.
3.      Bulan lembab : adalah suatu bulan dimana >60,tetapi  <100 mm. Curah hujan sama dengan penguapan.
               Untuk mencari bulan basah dan bulam kering  Mohr akan menggunakan rata rata curah hujan masing masing bulan selama beberapa tahun Adapun pembagian iklimnya didasarkan atas bulan basah dan bulan kering  suatu tempat . Dalam kenyataannya sifat fasis tanah sendiri sangat berpengaruh , Mohr menggolongkan lima golongan iklim yaitu :
Golongan  1: Daerah basah , yaitu daerah dimana hampir tidak ada bulan yang hujannya <60mm( bulan kering)
Golongan 2 :Daerah agak basah,  terdapat 1-2 bulan kering
Golongan 3 : Daerah agak kering, terdapat 3-4 bulan kering
Golongan 4 : Daerah Kering, terdapat 5-6 bulan kering
Golongan 5 : Daerah Sangat kering, terdapat >6 bulan kering



c.       Klasifikasi menurut Scmidt dan Ferguson
            Schmidt dan Ferguson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukannya mencari rata-rata curah hujan untuk masing-masingbulan tetapi dengan cara menghitung adanya bulan basah dan bulan kering setiap tahunnya kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun secara berturut-turut kemudian dirata-ratakan.Sebagai dasar penggolongan iklim kedua penulis ini menggunakan suatu rasio Q yakni perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah.
           Q=   JUMLAH RATA-RATA BULAN KERING
                   JUMLAH RATA-RATA BULAN BASAH
            Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Ferguson menentukan tipe iklim hujan di Indonesi ,sebagai berikut:
Golongan A                0
                 B                0,143
                 C                0,333
                 D                0,600
                 E                 1,000
                 F                 1,670
                 G                3,000
                 H                7,000



Batas- batas wilayah iklim tersebut akan lebih jelas apabila dilihat pada gambar berikut:
          d.  Klasifikasi menurut Oldeman
Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut, menurut  oldman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan > 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan< 100 mm.
Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.
Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun.
Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun.
Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah.
 Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam.
Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980).









B.     Manfaat Data Iklim
               Iklim akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Manusia dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang iklim sangat dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, iklim akan menjadi pertimbangan dalam rancangan bangunan bangunan hunian atau konstruksi bangunan fisik lainnya, bahan dan desain pakaian, jenis dan porsi pangan yang dikonsumsi, dan ragam aktifitas sosial budaya yang dilakukan penduduk.
           Iklim juga akan mempengaruhi pola tanam, cara pengairan, jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, dan penjadwalan budidaya yang dilakukan petani. Pengetahuan tentang iklim sangat penting artinya dalam sektor pertanian. Keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertanian tercemin dengan berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan pertanian, yang disebut juga sebagai argoklimatologi atau klimatologi pertanian.
               Kebijakan untuk menghemat bahan bakar fosil melalui pengurangan pemakainya dalam aktivitas rumah tangga dan industri menjadikan pengetahuan tentang iklim  menjai semakin peting dalam membuat rancangan bangunan fisik. Untuk memanfaatkan energi matahari secara efisien perlu diketahui dengan persis posisi dan garis edar matahari, sifat fisika cahaya, dan total energi radiasi matahari yang mungkin diterima.
               Data iklim tentang kecepatan arah angin,keadaan awan, kabut, dan curah hujan, akan penting sekali artinya daalam dunia penerbangan sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengaturan jadwal penerbangan untuk meningkatkan keselamatan penumpang. Kegiatan pelayaran juga membutuhkan data iklim yang serupa, misalnya data tentang  kecepatan angin, perlu di ketahui karena kecepatan angin akan berpengaruh terhadap ombak dan arus laut yang terbentuk.
               Bidang industri juga tidak bisa lepas kaitannya dengan iklim. Agar didapatkan hasil yang optimal, maka penempatan lokasi industri juga harus diperhatikan, salah satunya adalah memperhatikan hasil industri dengan keadaan iklim suatu tempat. Misalnya suatu pabrik kertas tidak mungkin didirikan didaerah dengan iklim yang dingin, semestinya agar kertas tidak rusak maka pabrik kertas didirikan di daerah yang iklimnya panas.
C.    Manfaat Data Iklim Untuk Pembangunan Bendungan dan Irigasi
               Kondisi aliran sungai pada saat musim hujan mempunyai debit yang sangat besar. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai itu sendiri maupun di daerah-daerah disekitarnya. Sedangkan disaat musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim. Daerah-daerah disekitarnya kering, pertanian dan perkebunan kekurangan air.
               Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakuakan pengkajian, supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak menjadi masalah lagi. Sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim kemarau tidak terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampung air di aliran sungai dan saluran air yang keluar, bangunan tersebut adalah bendungan dan irigasi.
               Dalam perencanaan pembuatan bendungan dan irigasi ini perlu melihat kondisi alam yang sedang berlangsung. Perubahan kondisi alam terkadang dapat merubah jadwal pembangunan bendungan dan irigasi. Oleh karena itu, perencanaan bendungan dan irigasi memerlukan berbagai jenis data. Salah satu diantaranya adalah data iklim yang diperoleh melalui penelitian meteorologi dan klimatologi. Data meteorologi dan klimatologi yang masih terkait dalam perencanaan pembangunan bendungan dan irigasi antara lain, data temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu daerah rencana pembangunan selama periode tertentu.

D.    Manfaat Bendungan dan Irigasi
               Sesuai dengan tujuan pembuatan bendungan ini yaitu sebagai sarana untuk mengendalikan banjir, melestarikan tanah dan sumber-sumber air serta pengendalian erosi, maka manfaat yang bisa diharapkan adalah:
1.      Tempat penampung air untuk persediaan di musim kemarau, dan pada waktu musim hujan dapat mengurangi debit banjir di hilir bendungan.
2.      Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air sebagai hasil erosi di daerah pengaliran sungai di hulu bendungan.
3.      Sebagian air bendungan ini akan meresap ke dalam tanah di sekitarnya sehingga memperbesar cadangan air tanah dan memperbesar ketersediaan air pada musim kemarau.
4.      Air bendungan bisa dimanfaatkan untuk perikanan dan tempat rekreasi.
                           Sedangkan manfaat irigasi adalah untuk meningkatkan pelayanan air dan peningkatan produksi pertanian, peningkatan kesejahteraan petani serta terwujudnya pertumbuhan perekonomian masyarakat, melalui pengembangan irigasi teknis,semi teknis, pedesaandan tadah hujan menjadi satu kesatuan dalam sistem jaringan irigasi teknis.   


BABIII
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari teori kesetimbangan ini curah hujan yang jatuh di sawah (Reff) bukan 70 % seperti pada metoda konvensional. Akan tetapi besarnya jadi bervariasi sesuai dengan kondisi di lapangan dan air yang dibutuhkan untuk sawah setelah teijadi infiltrasi dan genangan, sehingga dari basil perhitungannya Reff ini dapat diklasifikasikan sesuaidengancurahhujannya.Secara garis besar dari kajian ini dapa disimpulkan bahwa perhitungan kebutuhan air dengan metode keseimbangan air lebih efisien dengan hasil yang lebih optimal bila dibandingkan dengan metode konvensional. kondisi alamnya yang mempunyai perbedaan tinggi curah hujan yang sangat jauh antara musim bujan dan musim kemarau.
langsung terhadap penurunan potensi sumberdaya serta kualitas hidup masyarakat. Efekterhadap lingkungan dapat diantisipasi dengan peningkatan kualitas pengelolaan sertamenerapkan teknologi yang mengikuti irama perubahan lingkungan dengan basis kondisi lingkungan dan masyarakatnya.dengan pemanfaatan data curah hujan untuk pembuatan bendungan dan irigasi

                B. Saran
Teknologi terpilih yang bersifat tepatguna dapat dirangsang untuk diterapkan pada masyarakat dengan insentif berupa perbaikan kualitas kehidupan serta peningkatan status kondisi masyarakat. Faktor pendukung demi suksesnya penerapan teknologi tepat guna adalah kebijakan pemerintah serta peran aktif masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

            Tukidi. 2007. Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi.
                                    Semarang: UNNES.
            http:// iklim Indonesia.wordpress.com/2007/03/23/cuaca-dan-iklim/
            http://syariffauzi.wordpress.com/tag/bendungan-riam-kanan/

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys