Friday, April 15, 2011

Wanita

Sesosok manusia yang diciptakan dengan segala keindahan, kelembutan dan pesonanya. Itulah wanita yang diumpamakan berasal dari tulang rusuk kiri seorang lelaki. Sejatinya manusia yang diciptakan di dunia ini hanya ada dua, lelaki dan perempuan. Tak ada satupun manusia yang terlahir dengan jenis kelamin banci atau tomboy. Banci identik dengan seorang lelaki yang merasa raganya memiliki sifat dan naluri dari wanita sedangkan tomboy identik dengan seorang wanita yang merasa raganya memiliki sifat dan naluri dari seorang lelaki.
            Manusia diciptakan untuk saling berpasangan, bukan berarti pasangan homo dan lesbi itu dibenarkan. Homo adalah istilah pasangan untuk dua orang lelaki yang saling mencintai sedangkan lesbi adalah istilah pasangan untuk dua orang wanita yang saling mencintai.
Adapun yang dimaksud berpasangan adalah antara lelaki dan wanita. Lelaki dan wanita yang menjadi sepasang kekasih yang kiranya berjodoh akan menjadi pasutri sampai ajal yang akan memisahkan mereka. Homo dan lesbi muncul karena adanya penyimpangan seksual yang dihadapi individu tersebut yang disebabkan faktor psikis yang tidak sehat ataupun pengalaman pahit yang menimpanya.
            Hubungan antara lelaki dan wanita dalam ikatan yang sah menyimpan segudang makna. Istri dimata kehidupan seorang suami saat ini tak hanya sekedar dijadikan objek pemuas kebutuhan biologisnya namun istri adalah sebagai pendamping hidupnya untuk saling melengkapi dalam berbagai aspek kehidupan yang dijalani bersama. Para suami menilai bahwa sosok istri adalah sumber inspirasi bagi mereka untuk terus berkreasi dan ketika mereka terpuruk, istri adalah motivator terbaiknya. Istri adalah partner hidupnya untuk meraih kesuksesan duniawi dan juga kesuksesan dalam kehidupan yang benar-benar abadi yaitu kehidupan di akhirat. Seorang istri diharapkan dapat menjadi seorang ibu yang mengajarkan kebaikan, kasih sayang, kelembutan dan teladan yang baik bagi anak- anaknya agar menjadi generasi yang berkualitas untuk menegakkan agama dan membangun Negara Indonesia agar menjadi Negara maju yang bebas korupsi.
            Namun karena kita berada di era globalisasi dan hidup di sekitar kaum feminisme maka sebagian istri mempunyai sisi lain sebagai wanita karier. Banyak karier seorang istri yang lebih tinggi dan sukses dari seorang suami. Hal tersebut dapat membuat gap diantara hubungan yang sudah dibina sehingga muncul anggapan bahwa kepala rumah tangga beralih ke tangan seorang istri. Anggapan ini menjadi salah satu faktor pemicu perceraian dalam sebuah rumah tangga selain faktor KDRT yang dialami oleh wanita. Seorang istri yang menjadi wanita karier itu sah-sah saja karena dengan bekerja berarti perekonomian dalam sebuah keluarga ditanggung berdua. Setinggi apapun jabatan karier yang dipegang wanita, tetap saja seorang wanita memang harus mengakui bahwa pemimpin dalam hidupnya adalah lelaki. Ketika terjun dalam dunia kerja, istri tak lantas meninggalkan kewajiban pokoknya sebagai pendamping hidup yang baik bagi sang suami dan ibu sekaligus sahabat bagi anak-anaknya.
            Acap kali dibalik kesuksesan karier seorang suami adalah berkat doa dan motivasi dari seorang istri. Ini artinya bahwa wanita diciptakan untuk saling melengkapi kehidupan lelaki, mengimbangi sifat kuat dan kepemimpinan lelaki dengan segala kelembutan yang dimilikinya. Oleh karena itu agar kita mendapatkan pendamping hidup yang baik maka kita pantaskan diri kita terlebih dahulu. Tak perlu harus terus cantik fisik tapi lebih baik meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengupgrade ilmu pengetahuan dan memperbaiki akhlak.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys